Sunatan Massal
Ketika urutan nama-nama mulai dibacakan
Seketika keceriaan pagi ini mulai berubah
Barisan yang tadinya rapih mulai berantakan
Bimbang dalam hati mengguncang
Ketakukan dan kengerian bergelombang-gelombang
Keraguan mencekam urat leher
Tapi masih kebayang hadiah-hadiah yang akan didapat
Sungging seyum dipaksakan terlontar hambar dari bibir mereka
Sejalan dua jalan, langkah mendekati kenyataan
Bahwa mulai saat ini adalah saat perubahan
Ujung kulit harus di buang
Sebagai modal dimasa depan
Sarung baru mulai disibakkan
Tubuh mungil direbahkan
Wajah sang algojo terlihat menjejukkan
Tapi desir-desir darah mengalir amat deras
Sebentar kemudian
Meja-meja mulai berderit, seiring jerit
Kaki-kaki meregang tegang
Bau hangus tercium, darah mengalir
Doa-doa dipanjatkan, nama Allah terucap agung
Saat ujung kulit berpisah dari tempat nya semula
Peluh dan keringat pendamping mulai berjatuhan
Kadang air mata pun tak terbendung lagi
Dua puluh lima menit yang menegangkan bagi yang beruntung
Kadang satu jam pun harus dilalui sang bocah
Yang ada rasa syukur penuh haru menyertai
Harapan di taruh pada ubun-ubun
Semua pujian dan mata tertuju pada mereka
Secercah senyum mulai terlihat, mencoba lupakan perih
Saat bingkisan di bagikan dan kilat lampu kamera mengabadikan
Splash!!! "Jangan mau disunat lagi ya tong..."
No comments:
Post a Comment